Musim Hujan, Waspada Demam DDR!

Waduh,waduh, belakangan ini saya dibuat bingung oleh penyakit demam yang melanda. Bukan demam berdarah, tapi demam DDR alias Dance Dance Revolution, hehe. Iya, game yang satu ini emang sejak lamaaaa banget sudah ada, tapi baru belakangan ini saya terkena serangan demamnya. Lalu apa hubungannya dengan musim penghujan? Sebenarnya saya sendiri masih belum bisa menemukan korelasi yang jelas antara musim penghujan dengan demam DDR yang saya alami ini, hihihi.

Sekitar dua bulan yang lalu, saat saya dan beberapa orang teman dari “geng hedon” bermain di Fun World, Fifi, salah satu anggota geng hedon sedang larut dalam permainan dance tersebut (belakangan saya baru tahu kalau fifi terjangkit virus DDR akut) Saya pun jadi tergoda. Sebenarnya, saya sudah sering mengunjungi wahana bermain seperti ini sebelumnya untuk sekedar mengisi waktu atau sengaja untuk melepas penat. Namun, saya selalu memilih permainan-permainan yang tidak mengeluarkan banyak energi dan tidak perlu berpikir, jadi tak pernah terlintas untuk bermain DDR yang ternyata lumayan bikin keringetan, hehe.

Akhirnya setelah mengumpulkan keberanian sebanyak-banyaknya dan memasang muka tembok, saya memberanikan diri menaiki panggung pertunjukan. Gerakan-gerakan kaku dan kagok pun mulai terlihat saat saya berusaha mengikuti tanda panah di layar yang diiringi alunan musik dengan tempo yang bervariasi. Sekali, dua kali, tiga kali, berkali-kali saya melakukan kesalahan. Gapapa, kan masih belajar, jadi yang namanya malu harus disingkirin jauh-jauh. Biar dapet miss terus, yang penting berani dan pede kepedean.

Bermain beberapa kali membuat saya tergoda untuk mencoba memainkan versi PS-nya di rumah. Setelah mencari-cari informasi, pada suatu hari minggu saya meluncur ke kawasan Mangga Dua dengan ditemani oleh seorang gamer sejati, yang tentunya lebih paham tentang jenis-jenis game beserta antek-anteknya. Bermodal jurus maut rayuan gombal pada si mas penjual, saya berhasil membawa pulang selembar karpet DDR plus bonus dua buah CDnya, hanya dengan mengeluarkan uang kurang dari seratus ribu rupiah saja.

Eksperimen pun dimulai. Dengan meminjam PSone yang usianya sudah tidak muda lagi, karpet dipasang. Wah, ternyata si PS masih bisa berfungsi meski ada kabel yang sedikit bermasalah. Permainan pun dimulai. Walau sensasinya berbeda, ternyata main DDR di rumah tetep asik. Malah, ada satu kelebihannya, khususnya bagi pemula seperti saya, yaitu ga perlu takut malu karena diliatin orang.

Buat yang belum mencoba, permainan yang satu ini wajib dicoba. Cewe, cowo, tua, muda, semua boleh mencoba. Apalagi permainan ini bisa ngeluarin keringat, jadi tidak hanya bermain, tapi juga sekalian olah raga kecil-kecilan. Sangat cocok buat orang-orang yang setipe sama saya, yang males berolah raga, karena dengan game yang satu ini badan kita dibikin bergerak, exercise dikit-dikit lah, biar badan tetap bugar. Oiya, konon permainan ini digemari mereka yang sedang berdiet. Mungkin ada benarnya juga, sebab gerakan-gerakan yang kita lakukan dalam game tersebut lumayan membakar kalori. Jadi tunggu apa lagi? Gerakkan kaki, ikuti panah atas-bawah-kanan-kiri!

2 Tanggapan to “Musim Hujan, Waspada Demam DDR!”

  1. Setuju bos….

    aku juga seneng DDR-an..tapi aku pake USB Dance Pad coz q ga ada PS tapi Laptop…

    Olahraga ini nyenengin..

    dan yang lebih nyenengin..lagu-lagunya kita bisa milih..

    tinggal cari simfile di bemanistyle.com trus donlod..

    semangat ya buat DDR-annya!!

  2. hehe…makasiy atas suntikan semangatnya. Kebetulan pagi ini abis iseng2 nyempetin DDR-an sblm mandi, xixixi.

    eh, itu yg DDR pake laptop gmn caranya?
    kayanya asik juga bwt dicoba.

    eiya, salam kenal yaa..

Tinggalkan komentar