(Pelajaran Berharga) Perempuan, Rawan Kejahatan

Posted in ceritaku, pelajaran with tags , , , on Desember 16, 2008 by novasha

Sebuah pelajaran berharga baru saja saya dapatkan kemarin. Meski bukan saya alami sendiri jangan deh tapi sangat bisa diambil hikmahnya. Bermula saat harus lembur di kantor, kedua rekan saya (dua-duanya perempuan) mengalami musibah saat dalam perjalanan pulang ke rumah.

Kejadiannya terjadi begitu cepat. Saat baru saja melalui sebuah tikungan di daerah Senen, Jakarta Pusat, kedua rekan saya yang berboncengan mengendarai sepeda motor tiba-tiba ditempel oleh dua orang yang juga berboncengan dengan motor. Tak berapa lama kemudian, laptop yang berada di pangkuan berhasil dirampas oleh perampok yang tidak bertanggung jawab sejak kapan rampok punya tanggung jawab. Mungkin karena shock, teman saya tadi tidak bisa memberikan perlawanan yang berarti. Hasilnya, raiblah sebuah laptop baru yang masih berusia beberapa bulan berikut dokumen-dokumen penting di dalamnya. Beruntung, kedua teman saya selamat tanpa cedera (banyak orang bernasib naas karena ulah para penjahat, karena selain merampas barangnya, mereka juga tidak segan-segan melukai korbannya).

Ini menggambarkan betapa rawannya kita, kaum perempuan pada segala bentuk tindak kejahatan. Mungkin karena kita kaum perempuan dianggap sebagai kaum yang lemah, hingga selalu dijadikan sasaran empuk bagi setiap orang yang punya niat jahat. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, tidak ada salahnya bagi kita untuk lebih berhati-hati dan waspada. Ingatlah pesan Bang Napi, “Ingat, kejahatan tidak hanya terjadi karena ada keinginan pelakunya, tapi juga karena adanya kesempatan. Waspadalah! Waspadalah!

Berikut beberapa tindakan antisipatif yang bisa kita lakukan, terutama bila kita hidup di kota metropolitan seperti Jakarta:
1. Jangan mengundang niat jahat orang, misalnya memakai perhiasan yang mencolok dan berlebihan. Memakai pakaian yang terbuka juga bisa mengundang niat jahat lho..
2. Selalu berhati-hati dan waspada di manapun berada. Jangan mudah percaya pada orang, apalagi yang baru dikenal.
3. Bila membawa barang berharga, usahakan posisinya sedekat mungkin dengan tubuh kita.
4. Tidak ada salahnya membekali diri dengan jurus-jurus bela diri. Kalau tidak salah, ada semacam kursus singkat bela diri yang khusus mempelajari jurus-jurus sederhana namun ampuh melawan penjahat.
5. Bila terpaksa harus pulang/pergi pada malam hari, usahakan agar Anda tidak sendirian, mintalah teman Anda untuk menemani.
6. Yang paling penting, jangan lupa untuk selalu berdoa memohon perlindungan-Nya.

Rekorku

Posted in Uncategorized with tags , on November 19, 2008 by novasha

Rekor yang saya buat kali ini bukanlah sesuatu yang hebat, apalagi dahsyat. Rekor kali ini bukanlah rekor yang bisa mengguncangkan dunia, karena memang dunia tidak akan terguncang hanya karena apa yang saya lakukan sekarang, hehe. Rekor yang akan saya pecahkan kali ini adalah “Rekor Bepergian Sendirian”, yang sebelumnya sudah pernah saya buat pada tahun 2007. Waktu itu saya berhasil mencatatkan nama saya di buku rekor pribadi, karena berhasil bepergian sendiri Solo-Jakarta P-P. Mungkin bukan sesuatu yang hebat untuk kebanyakan orang, tapi bagi saya itu merupakan suatu pencapaian yang luar biasa, hihihi ^_^

Ini adalah pengalaman pertama saya bepergian dengan pesawat terbang (mungkin istilah kerennya my first flight) hehe katro ya? Oke, jujur saya akui, sempat nervous juga menjelang take off. Bukannya apa-apa, seperti kita dengar, belakangan sering terjadi kecelakaan pada moda transportasi jenis ini. Gimana ga bikin ngeri tuh? Saat menaiki kabin pesawat, cuaca cukup cerah. Segera saya mengambil posisi duduk manis di tempat duduk (sebenernya bukan pose termanis saya, kaena saat itu pasti muka saya sedikit menyiratkan raut wajah tegang, sekaligus takjub, hehe). Terbayang di benak saya, akan mengisi waktu di perjalanan dengan terbengong-bengong dan terheran-heran sendirian tanpa teman. Bagaimana nasib diri ini, mengapa harus menghadapi semua cobaan yang berat ini sendirian? (*lebay* mode: on)

Pada mulanya tidak ada rasa was-was yang menyerang saya, biasa saja. Saat saya menoleh ke arah kanan, seorang bapak setengah baya yang duduk di sebelah saya terlihat sedang khusyuk-khusyuknya berdoa. Setelah mengamatinya beberapa saat, akhirnya saya putuskan untuk mengikuti jejaknya (meskipun tidak seekstrem beliau). Tidak ada salahnya mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan. Perlahan saya lafalkan basmallah, dilanjutkan dengan puji-pujian untuk-Nya (kita tidak pernah tahu kapan pemilik nafas ini akan mengambilnya kembali, jadi jika saat itu tiba, saya ingin ucapan terakhir yang keluar dan membekas dari bibir ini adalah ucapan yang mengagungkan nama-Nya).

Singkat cerita, take off berjalan lancar. Tidak ada kendala berarti. Si burung besi mulai terbang dengan perlahan tapi pasti. Saat saya menoleh ke jendela, terlihat sayapnya bergoyang-goyang, entah karena terkena terpaan angin, atau karena sesuatu yang lain, sesuatu yang tunduk pada hukum fisika yang dulu pernah saya pelajari di bangku sekolah. Masih dengan kekaguman yang luar biasa, saya mengamat-amati pemandangan di luar dari jendela. Tidak begitu jelas, tapi itu cukup membuat saya terkagum-kagum. Yah, saya adalah tipe orang yang gampang terpana, dan selalu takjub melihat segala sesuatu, apalagi yang baru.

Kurang lebih empat puluh lima menit dari saat saya memasuki pesawat, mbak-mbak pramugari yang cantik itu (usianya sudah matang menurut pengamatan saya, tapi tetap terlihat menarik meskipun tanpa belahan panjang di roknya, hehe) meminta gelas dan dos snack kosong dari para penumpang. Mungkin pesawat akan mendarat beberapa saat lagi. Terlihat di luar langit gelap. Tadi sempat terasa beberapa kali pesawat seperti terguncang pelan, mungkin karena beradu dengan awan. Aku teringat untuk kembali mengalunkan bisikan mengagungkan nama-Nya, dan berdoa agar pesawat bisa mendarat dengan selamat. Sekitar sepuluh menit kemudian pesawat terasa seperti terhentak sebentar, dan kemudian landing berjalan dengan sukses. Fiuh…dari jendela samar-samar kubaca tulisan “Sultan Mahmud Badaruddin II”

Akhirnya, kesampaian juga untuk menginjakkan kaki di luar pulau jawa, hihihi. Kesempatan pertama yang berhasil saya dapatkan adalah berkunjung ke kota pempek, Palembang. Tidak banyak yang bisa saya ceritakan, karena memang perjalanan kali ini adalah dalam rangka melaksanakan tugas dari kantor, bukan untuk jalan-jalan ah, yang bener ^_^

Eum…sebaiknya saya segera beristirahat dan mempersiapkan diri untuk tugas besok. Perjalanan hari ini cukup melelahkan, meskipun hanya sebentar. Semoga di lain kesempatan saya bisa memberikan sesuatu yang berarti untuk saya ceritakan.

Eiya, sekedar menambahkan sedikit, buat yang akan segera menempuh penerbangan pertamanya (kalau ada), tidak ada salahnya menyediakan beberapa butir permen (meskipun biasanya sudah disediakan). Berdasarkan pengalaman saya, mengulum/mengunyah permen (menelan ludah) sedikit membantu untuk mengatasi rasa sakit yang mungkin menyerang telinga saat kita berada di ketinggian. Saya sendiri kurang tahu penyebabnya, tapi mungkin karena perbedaan tekanan udara (*sotoy* mode: on)

Hello world!

Posted in Uncategorized on November 18, 2008 by novasha

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!